Mengenai Saya

Foto saya
MIS BAHRUL ULUM PURWOREJO PUNGGING MOJOKERTO BERADA DI DAERAH PEGUNUNGAN TEPATNYA DI JALAN MOJOSARI TRAWAS KM 11DESA PURWOREJO RT/RW 12/02

KUNCI SUKSES SANG PEMIMPIN

Gedung inilah saksi bisu awal dari kebangkitan madrsah kami,tanggal 17 juli 2015 ,tutur laki-laki stengah baya yang akrab di panggil pak fathur,nahkoda  baru ini rupanya sanggup menggocek,dan meramu tenaga pendidik yang pada umumnya telah mencapai usia bonus ,yang mestinya sudah menikmati apa yang ada dan menyukuri yang diterima,akan tetapi semangat pendidik masih meronta dan menyala nyala hingga di usia 74 thn masih mengabdikan diri sebagai mujahidin ilmu,di madrasah ibtidaiyah Bahrul Ulum Purworejo Kec.Pungging Kab.Mojokerto Jawa Timur,walaupun halinilah yang menjadi pemicu teguran ,bahkan hujatan dari masyarakat yang dialamatkan ke nahkoda baru ini,madrsah dengan nahkoda baru ini,tahun pertama menargetkan renovasi 1 unit ruang kelas dan 2 prestasi tingkat kecamatan,dengan semboyan Ayo Berbenah ,ayo bangun dari tidur pulas kita,ayo bangkit bangkit dari masa suram kita,raih mimpi ,gapai asa anda dengan berbenah secara nyata bukan hanya program dan teori emas dengan hasil cemohan,tapi satu program satu semangat ABDIKAN diri anda di madrasah ini,niat kerja ibadah karena Alloh swt, yakinlah Alloh akan menjamin dunia kita,tutur laki - laki yang punya nama asli Fathur Rohman,kelahiran 1975 silam....
ternyata hasilnya luar biasa....target besi panen Emas,target 2 prestasi ,Alloh kasih 3 Prestasi tingkat kecamatan yang sejak 20 tahun dirindukan, 
dibalik itu semua simak tip sukses berikut :

Kunci Sukses Kepemimpinan Kepala Madrasah :

1. Mempercayai staf pengajar
              Seorang kepala sekolah sangatlah penting mempercayai staf pengajar. Demikian halnya juga, sangat penting bagi kepala sekolah mempercayai wakilnya. Kepercayaan semacam ini sulit ditemukan pada pribadi kepala sekolah yang ingin mengarahkan sendiri setiap aspek teknis dari sekolahnya. Kepala sekolah semacam itu sangat enggan atau sulit menyerahkan kepercayaan kepada wakil atau staf pengajarnya, maupun komunitas sekolah lainnya. Akibatnya kepala sekolah agar memberi peluang kepada wakil dan staf pengajar untuk mewujudkan bakat-bakat kreatif yang ada ada mereka secara penuh. Untuk menjadi kepala sekolah yang efektif terutama pada sekolah yang besar, kepala sekolah tidak boleh sepertiitu. Sampai batas tertentu dia harus mempercayai staf pengajarnya. Kepercayaan ini perlu diseimbangkan dengan kesediaan untuk mengganti staf pengajar yang memang tidak bisa dipercaya, jika diperlukan dan memaksa, serta untuk mengambil keputusan-keputusan yang berat lainnya. Tanpa kepercayaan sikap yang saling menghargai antara kepala sekolah dan staf pengajar, atau antara kepala sekolah dengan wakilnya, sekolah yang bersangkutan akan terancam kombinasi kinerja yang buruk dan moral yang rendah. Kondisi ini akan menyebabkan sekolah tetap terjebak pada situasi krisis dan tidak akan mampu mendongkrak hasil belajar siswa. 
       
 2. Mendelegasikan Tugas Dan Wewenang 
                   Kepala sekolah harus mendukung upaya pemecahan setiap permasalahan, tetapi dia tidak perlu memecahkan persoalan itu sendiri atau secara langsung, tetapi dapat menyerahkan tugas dan wewenang tersebut kepada wakil atau staf pengajarnya. Dengan demikian, bial masalah itu berhasil dipecahkan, staf pengajar akan memperoleh kepuasan batin yan besar dan ini sangat penting untuk merangsang motivasi dan rasa percaya diri mereka melakuka segala macam tugas dan pekerjaan sera memecahkan berbagai persoalan sendiri secara lebih baik. Meskipun sebenarnya kepala sekolah mampu mengatasi sendiri kesulitan itu lebih cepat, tetap akan lebih baik jika dia menyerahkan kepada wakil atau stafnya sebagai bahan pelatihan. Tentu saja ada kasus-kasus tertentu yang harus dikecualikan. Jika kesulitan itu begitu sulit dan berbahaya sehingga secara langsung mengancam kelanggengan sekolah, jika memang staf pengajar belum bisa diserahi tugas dan wewenang untuk mengatasinya, atau apabila yang bisa mengatasi suatu masalah memang hanya kepala sekolah, barulah dia turun tangan secra langsung dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada wakil dan staf pengajar untuk mengatasi sendiri kesulitan sendiri yang timbul, kepala sekolah dalam waktu bersamaan telah mendorong dan memupuk pertumbuhan sekolah.    

 3. Adiraga
                Kepala sekolah tidak harus besar, tinggi, ganteng, berotot dan berkumis, tidak pula harus wanita cantik, tinggi semampai laksana bintang iklan, namun demikian, untuk menjadi kepala sekolah harus kuat secara fisik yang disebut harus adiraga. Tuntutan terhadap kepala sekolah terutama yang memimpin sekolah yang besar sangat berat. Sebaik apapun jadwal kerja harian. Mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan yang telah disusunnya, selalu saja ada saat-saat diaman tuntutan dan tekanan kerja terasa begitu berat dipikul, namun demikian, seberata tau sepusing apapun kepala sekolah harus tetap mencadangkan energi dan kreatifitasnya untuk menghadapai berbagai masalah yang rumit, krisis, dan pilihan keputusan yang menentukan. Program pembinaan serta pemeliharaan kesegaran jasmani dan intelektual sangat perlu dijalani demi terjaganya stamina kepala sekolah, khususnya dimasa-masa krisis.   

 4. Membagi Dan Memanfaatkan Waktu
                  Salah satu kelemahan utama sebagian besar kepala sekolah adalah kurannya disiplin dalam memanfaatkan setiap waktu dalam memanfaatkan setiap waktu dalam masing-masing kegiatan dalam jadwal kerja yang telah mereka susun sendiri. Artinya, jadwal yang mereka susun demikian padat, sehingga begitu sibuknya dan tidak sempat melakukan refleksi mendalam atau memformulakan perencanaan strategis. Perlu kepala sekolah camkan bahwa jam kerja yang panjang dan tingkat kesibukan yang luar biasa bukanlah ukuran efektifitasnya. Tradisi etos kerja yang diwarisi olehnya justru seringkali bersifat disfungsional atau merugikan. Mereka harus mampu mengelolah jadwal kerja mereka sendiri, bukannya justru diperbudak olehnya. 
  
 5. Tanpa Toleransi Atas Ketidak mampuan
                 Kepala madrasah harus bersedia menetapkan standar-standar tertentu mentaati dan memberlakukannya tanpa pandang bulu pada wakil dan seluruh staf. Kepala sekolah arus selalu memikul tanggung jawab utama terhadap keberhasilan dan terselesaikannya suatu misi. Mereka yang menghambat dan tidak mampu menunjukkan perbaikan jelas merugikan sekolah. Kepala sekolah harus memberhentikan atau menegur tanggung jawab mereka yang menghalangi atau memperlambat upaya atau keberhasilan suatu sekolah. Tanggung jawab utama kepala sekolah adalah kepada institusi secara keseluruhan, bukan pada staf pengajar semata. Demikian pula setiap individu yang tidak kompeten dalam kepala sekolah terpaksa menyingkir. Karena kepentingan sekolah tidak menerima ketidakmampuan atau inkompetensi secara terus menerus, jika yang harus diberhentikan adalah mereka yang memegang posisi atau jabatan kunci misalnya wakil kepala atau bidang ahli ada baiknya jika kepala sekolah melakukan pendekatan secara pribadi.

6.  Peduli Pada Staf Pengajar
            Kepala sekolah tidak boleh menganak emaskan staf pengajarnya yang berprestasi saja, tetapi juga harus memperhatikan semua bawahannya yang menunjukkan prestasi dan sikap yang baik serta memilii komitmen yan kuat terhadap pencapaian tujuan bersama. Kepala sekolah tidak boleh menyerahkan penyusunan evaluasi prestasi dan efektifitas staf pengajar kepada mereka sendiri. Karena, mereka yang tergolong asal bapak senang (ABS) akn melebih – lebihkan. Sedangkan yang rendah hati akan menulis sekedarnya, keduanya tidak baik karna tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Jadi kepala sekolah harus mnyusun sendiri untuk menjamin agar laporan evaluasi dan benar-benar objektif dan cermat.
  
 7. Membangun Visi
                 Kepala sekolah mempunyai visi yang jelas tentang sekolahnya. Kepala sekolah yang tidak mampu bertindak sebagai perencana yang baik, sebenarnya tidak lebih dari petugas pelaksanan, pengawas teknis dan tukang perintah. Meskipun mereka dapat menjalankan roda sekolahnya tanpa fungsi perencanaan yang menyangkut penentuan tujuan berikut suatu visi strategis, berarti kepala sekolah telah gagal melaksanakan tugas jangka panjangnya. Kepala sekolah yang sepenuhnya menyadari misinya serta nasib staf pengajarnya pasti ingin mengembangkan sekolahnya. Bila suatu saat dia harus pergi, kondisi sekolah pada saat ditinggalkannya tetap jauh lebih baik dan memiliki arah strategis yang lebih pasti dibandingkan dengan kondisi saat ia memulai kepemimpinannya. Perencanaan yang baik, penemuan tujuan secara pasti dan pengurutan skala prioritas akan dapat mewujudkan hal itu, dan sekaligus menciptakan kesinambungan.
         
 8. Mengembangkan Tujuan Insitusi  
                 Manusia sukses memiliki ambisi meskipun tidak boleh ambisius secara membabi buta. Tidak jarang kepala sekolah memaksakan ambisi pribadinya yang menggebu-gebu untuk memastikan bahwa pengembangan dan pematangan sekolahnya menuju tingkat kemajuan, prestasi dan kinerja yang lebih tinggi akan berlangsung secara cermat dan sistematis. Kepala sekolah yang baik adalah mereka yang mau mengakui kesalahannya. Kepala sekolah yang terlalu ambisius pada akhirnya akan merugikan kepala sekolah itu sendiri, kepala sekolah akan sulit bekerja sama dengan kominutas sekolah lain, padahal pengembangan sekolah memerlukan kerjasama, akibatnya bukan menjadi sumber pemecah masalah, melainkan sumber masalah itu sendiri. Sosok Kepala sekolah yang disukai adalah mereka yang mau mengesampingkan keakuannya sendiri.

 9.  Cekatan, Tegas Dan Sabar 
                 Kepala sekolah harus mendengarkan pendapat adan pandangan dari pelbagai pihak sebelum mengambil keputusan. Kadang-kadang jika situasinya memaksa, dia perlu menunda keputusan penting untuk beberapa saat sembari mencari informasi tambahan yang sekiranya bermanfaat. Kepala sekolah harus sabar menunggu saat yang benar-benar tepat. Meskipun demikian, dia tetap harus cekatan, cepat dan tegas dalam membuat keputusan. Setiap lembaga atau sekolah memerlukan keputuan yang tepat dan cepat. Jadi, yang dibutuhkan adalah kepala sekolah yang sabar sekaligus tegas dalam mengambil keputusan.
                       Karena keputusan itu nantinya berlaku untuk semua pihak, sedapat mungkin kepala sekolah harus berkonsultasi dengan sebanyak mungkin pihak untuk mendengarkan pelbagai pendapat, reaksi, koreksi, keberatan, tambahan masikan dan sebagainya dari staf pengajar, wakilnya, pejabat atau petugas pelaksana. Setiap rsiko harus diperhitungkan. Kalau memang masalahnya sangat peka, tidak ada salahnya jika kepala sekolah menunda dulu keputusan itu. Sikap untuk yidak mengambil keputusan sebenarnya juga merupakan suat bentuk keputusan tersendiri.            Disamping itu kepala sekolah juga harus mengetahui sepenuhnya bagaimana cara mengimplementasikan atau menerapkan keutusan-keputusan yang telah ditetapkan. Keputusan yang implementasinya buruk tidak akan banyak membuahkan manfaat. Kepala sekolah harus mampu menyiapkan suatu sistem atau mekanisme implementasi untuk menjamin bahwa keputusan tidak sekedar dilaksanakan, tetapi benar-benar dilaksanakansepenuhnya, baik substansi maupun kandungan semangatnya.

10. Berani Instopeksi
               Menginstropeksi diri merupakan keharusan bagi semua orang, apalagi bagi yang menduduki posisi pimpinan. Kepala Sekolah yang harus senantiasa melakukan instropeksi untuk mengetahui segenap kekuatan serta kelemahan diri. Dia harus sering mengevaluasi tindakannya, kalau-kalau ada yang keliru. Pimpinan harus mau dan mampu mencerminkan serta menentukan apa yang salah dan apa yang benar dari dirinya pada hari ini, keputusan mana yang perlu ditinjau kembali, serta sejauh mana kedekatannya dengan staf pengajar.

11. Memiliki Konsistensi
         Memegang komitmen merupakan cerminan martabat dan harga diri seseorang. Kepala sekolah harus berhati-hati dalam membuat komitmen. Sekali membuat komitmen dia harus mempertahankannya, tidak peduli apakah dia telah dihadang oleh masalah kesehatan, masalah keluarga, masalah lembaga atau krisis lainnya. Keadaan atau keteguhan pada komitmen adalah suatu karakteristik yang mutlak harus dimilikinya.
Kepala Sekolah harus memiliki kemantapan sikap dan konsistensi. Kepala sekolah perlu bersifat fleksibel dan tidak kaku, namun koherensi atau kemantapan sikap dan konsistensi harus perlu dipelihara.

12.  Bersikap Terbuka
             Kepala sekolah yang terbaik adalah yang pikirannya selalu terbuka, selalu bersedia mendengarkan dari sudut pandang yang baru dan selalu bersemangat menangani hal-hal yang belum pernah ditemui sebelumnya.
Meskipun sudah menetapkan keputusan, kepala sekolah yang baik tetap bisa bersedia mendengarkan pendapat maupun kritikan yang menentang keputusannya itu dan menyimak pendekatan-pendekatan baru yang muncul. Kepala sekolah memnag tidak boleh terlalu sering meninjau kembali keputusan yang sudah diambilnya, karena itu akan mengancam konsistensi keputusan. Akan tetapi dia juga salah kalau sama seklai tidak pernah mengadkan peninjauan ulang atas keputuan yang telah dibuat, karena itu menumbuhkan sifat kaku dan infleksibel yang pada akhirnya akan sama berbahayanya bagi sekolah.

13. Berjati Diri Tinggi
              Manusia yang baik memiliki jati diri yang jelas, demikian pula kepala sekolah yang baik, jatidirinyapun sangat jelas. Bila sekolah berhasil menetapkan dan mempertahankan standar jatidiri dan kehormatan yang tinggi, segenap anggotanya akan sangat bangga dan bahagia. Individu yang paling bertanggung jawab untuk mewujudkan hal itu adalah kepala sekolah. Peranan kepala sekolah memang sangat luas jangkauannya.
Kepala sekolah lah yang harus memberikan teladan tentang bagaimana berpakaian yang rapi bersikap sopan, bergaul secara baik, memperhatikan tatakrama, mencegah kenngkuhan dan menghindari kesombongan bagaimana caranya menggalang kegotongroyongan dan memupuk suasana kekeluargaan, menjalin relasi, familiaritas antraa sesama anggota sekolah. Antara lain dengan menumbuhkan sikap tolong menolong bagaimana menyambut anggota baru secara hangat dan sebagainya. Jika semua itu terbina dengan baik moral kerja dan kinerja sekolah secara keseluruhan akan terjaga bahkan meningkat.

1 komentar:

  1. KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN :
    1. Proses pemimpin mempengaruhi pengikutnya dalam mencapai tujuan organisasi.
    2. Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dalam mencapai tujuan organisasi.
    3. Kemampuan mempengaruhi, memberi inspirasi, dan mengarahkan tindakan seseorag/ kelompok dalam mencapai tujuan organisas

    BalasHapus

BAHRUL ULUM PUNGGING

Supervisi Guru Klas I Bu Anis

MI bahrul ulum