DOA
BANGUN TIDUR
بسم
الله الرحمن الرحيم
Banyak
di antara kaum muslimin yang ketika bangun tidur baik di malam hari
atau siang hari mengerjakan beberapa amalan yang melalaikan lagi tidak
dicontohkan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam semisal; ngulet,
menguap dengan bersuara keras dan panjang, menarik bantal kembali dan
melanjutkan tidur dan lain sebagainya. Hal tersebut biasanya karena kurangnya
mereka dalam mempelajari aturan-aturan agama mereka sendiri, apakah karena
malas, sibuk, bersikap masa bodoh dan lain sebagainya dari sifat dan sikap
buruk lainnya. Sehingga perilaku mereka tersebut akhirnya menjerumuskan mereka
dalam kejahilan dan kebodohan dengan agama mereka sendiri.
Ternyata ada beberapa amalan yang telah diperintahkan dan
dicontohkan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bagi setiap muslim
agar semuanya mereka mengikuti dan menteladaninya.
Di antara amalan yang banyak dilalaikan adalah sebagai
berikut,
1)).
Doa pada waktu bangun tidur.
Dari al-Barra’ bin Azib radliyallahu anhu, ‘Dan apabila
(Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam) bangun dari tidur, Beliau berdoa,
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى
أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَ إِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Alhamdulillaahil
ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur.
“Segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkan kami setelah ia mewafatkan (menidurkan) kami dan kepada-Nya kami
akan dibangkitkan”. [HR Muslim: 2711, Ibnu Majah: 3880, al-Bukhoriy: 6312,
6314, 6324, 6325, 7394, Abu Dawud: 5049 dan at-Turmudziy: 3417. Berkata
asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [1] [1]
Mukhtashor Shahih Muslim: 1897, Shahih Sunan Ibnu Majah: 3130, Shahih Sunan
at-Turmudziy: 2718, Shahih Sunan Abu Dawud: 4222, Syama’il al-Muhammadiyah:
217, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 4650.
Dari Ubadah bin ash-Shamit radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah
Shallalahu alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang terbangun di waktu malam lalu
ketika terjaga ia mengucapkan,
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمـُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ سُبْحَانَ اللهِ وَ اْلحَمْدُ لِلَّهِ وَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ
اللهُ أَكْبَرُ وَ لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ
اْلعَظِيْمِ
Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu lahul mulku wa lahul hamdu wa
huwa alaa kulli syai’in qodiir, Subhaanallahu wal hamdulillahi wa laa ilaaha
illallahu wallahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illa billiahil aliyyil
azhiim
“Tidak ada ilah yang berhak disembah
kecuali Allah saja, tiada sekutu baginya. Milik-Nya-lah semua kerajaan dan
puji-pujian, dan Dia Maha kuasa di atas segala sesuatu. Mahasuci Allah, segala
puji-pujian bagi Allah, tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, Allah
Maha besar dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Yang Maha
tinggi lagi Maha agung. Kemudian ia berdoa, ‘Wahai Rabbku ampunilah aku’,
niscaya ia akan diampuni”. Berkata al-Walid, ‘Atau Beliau bersabda, “Ia berdoa
niscaya akan dikabulkan, lalu jika ia berdiri kemudian berwudlu lalu sholat
maka akan diterimalah sholatnya”. [HR Ibnu Majah: 3878, al-Bukhoriy: 1154,
at-Turmudziy: 3414 dan Abu Dawud: 5060. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].
[2]
Yakni hendaknya setiap muslim membaca doa-doa yang diajarkan
oleh Nabi mereka Shallallahu alaihi wa sallam, satu waktu dengan doa yang ini
dan di waktu yang lain dengan doa yang itu.
2)). Mengusap bekas-bekas tidur yang
ada di wajah dengan tangan.
Dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma, bahwa ia telah mengkhabarkan bahwa ia
pernah bermalam di rumah Maimunah istri Nabi Shallallahu alaihi wa sallam – dan
ia adalah bibinya-. Ia berkata, ‘Lalu aku tidur dengan meletakkan kepala di
tepi bantal, sedangkan Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan istrinya
berada di tengah-tengah bantal. Kemudian Rosulullah Shallallahu alaihi wa
sallam tidur hingga ketika tengah malam -atau sebelum tengah malam kurang
sedikit atau setelah tengah malam lewat sedikit-,
اسْتَيْقَظَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله
عليه و سلم فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بَيَدِهِ
Rosulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bangun lalu duduk seraya mengusap bekas tidur dari
wajahnya dengan tangannya. Kemudian membaca 10 ayat terakhir dari surat Ali
Imran,… dan seterusnya hadits”. [HR al-Bukhoriy: 183, Muslim: 763, Abu Dawud:
5043 dan Ibnu Majah: 1363. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [3]
Berkata
al-Imam an-Nawawi rahimahullah, “Ungkapan Ibnu Abbas radliyallahu anhuma
((mengusap bekas tidur dari wajahnya)) adalah bekas-bekas tidur Beliau. Hal ini
menunjukkan sunnahnya mengusap wajah setelah bangun tidur”. [4]
Yakni
ketika bangun tidur hendaknya seorang muslim itu segera mengusap wajahnya
dengan kedua tangannya dalam rangka menteladani Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam.
3)).
Membaca 10 ayat terakhir dari Surat Ali Imran .
عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما
قَالَ: بِتُّ لَيْلَةً عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم فَلَمَّا
اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ أَتَى طَهُوْرَهُ فَأَخَذَ سِوَاكَهُ فَاسْتَاكَ ثُمَّ
تَلاَ هَذِهِ اْلآيَاتِ ((إِنَّ فِى خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَ اْلأَرْضِ وَ
اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ لَأَيَاتٍ لِّأُولِى اَلأَلْبَابِ)) حَتىَّ
قَارَبَ أَنْ يَخْتِمَ السُّوْرَةَ أَوْ خَتَمَهَا
Dari
Abdullah bin Abbas radliyallahu anhuma berkata, ‘Aku pernah bermalam suatu malam
di sisi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, ketika Beliau terbangun dari
tidurnya, Beliau mendatangi air wudlunya lalu mengambil siwaknya dan bersiwak
kemudian membaca ayat ini ((Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi
serta perselisihan siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang yang
memiliki pikiran. Q.S. Ali Imran/3:
190)) sehingga mendekati selesainya surat atau bahkan sampai selesai”. [HR Abu
Dawud: 58 dan Muslim: 256. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [5]
Dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma, bahwa ia telah
mengkhabarkan bahwa ia pernah bermalam di rumah Maimunah istri Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam – dan ia adalah bibinya-. Ia berkata,
‘Lalu aku tidur dengan meletakkan kepala di tepi bantal, sedangkan Rosulullah
Shallallahu alaihi wa sallam dan istrinya berada di tengah-tengah bantal.
Kemudian Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidur hingga ketika tengah
malam -atau sebelum tengah malam kurang sedikit atau setelah tengah malam lewat
sedikit-,
اسْتَيْقَظَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله
عليه و سلم فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بَيَدِهِ ثُمَّ قَرَأَ
اَلْعَشْرَ اْلآيَاتِ اْلخَوَاتِمَ مِنْ سُوْرَةِ آلِ عَمْرَانَ
Rosulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bangun lalu duduk seraya mengusap bekas tidur dari
wajahnya dengan tangannya. Kemudian membaca 10 ayat terakhir dari surat Ali
Imran,… dan seterusnya hadits”. [HR al-Bukhoriy: 183, Muslim: 763, Abu Dawud:
5043 dan Ibnu Majah: 1363. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [6]
Dari
dua hadits di atas, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam biasa membaca 10 ayat
terakhir dari surat Ali Imran setelah bangun dari tidurnya. Maka setiap muslim
dianjurkan untuk menteladani dan mengamalkan apa yang telah Beliau amalkan
dalam rangka memuliakannya.
4)). Bersiwak
عن حذيفة أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى
الله عليه وسلم كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
Dari
Hudzaifah radliyallahu anhu bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
apabila bangun di waktu malam membersihkan mulutnya dengan siwak”. [HR Muslim:
255 (47), al-Bukhoriy: 889, Abu Dawud: 55 dan Ibnu Majah: 286. Berkata
asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [7]
عن عائشة رضي الله عنها قَالَتْ:
كُنَّا نُعِدُّ لِرَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلم سِوَاكَهُ وَ طَهُوْرَهُ
فَيَبْعَثُهُ اللهُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَبْعَثَهُ مِنَ اللَّيْلِ فَيَتَسَوَّكُ
وَ يَتَوَضَّأُ وَ يُصَلِّي تِسْعَ رَكَعَاتٍ لاَ يَجْلِسُ فِيْهَا إِلاَّ
فىِ الثَّامِنَةِ
Dari
Aisyah radliyallahu anhu berkata, ‘Kami yang selalu mempersiapkan untuk
Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam siwak dan air wudlunya. Lalu Allah
Subhanahu wa ta’ala membangunkannya apa yang Allah hendak membangunkannya pada
waktu malam. Lalu Beliau bersiwak, wudlu dan sholat sembilan rakaat, tidak
duduk padanya kecuali pada rakaat ke delapan”. [HR Muslim: 746]. [8]baca juga pesan untuk kaum
Berkata asy-Syaikh Sallim bin Ied al-Hilaliy
hafizhohullah, “Adanya penganjuran bersiwak sebelum wudlu, sebelum sholat dan
ketika bangun dari tidur”. [9]
عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما
قَالَ: بِتُّ لَيْلَةً عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم فَلَمَّا
اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ أَتَى طَهُوْرَهُ فَأَخَذَ سِوَاكَهُ فَاسْتَاكَ ثُمَّ
تَلاَ هَذِهِ اْلآيَاتِ ((إِنَّ فِى خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَ اْلأَرْضِ وَ
اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ لَأَيَاتٍ لِّأُولِى اَلأَلْبَابِ)) حَتىَّ
قَارَبَ أَنْ يَخْتِمَ السُّوْرَةَ أَوْ خَتَمَهَا ثُمَّ تَوَضَّأَ فَأَتَى
مُصَلاَّهُ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ رَجَعَ إِلىَ فِرَاشِهِ فَنَامَمَا شَاءَ
اللهُ ثُمَّ اسْتَيْقَظَ فَفَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ رَجَعَ إِلىَ فِرَاشِهِ
فَنَامَ ثُمَّ اسْتَيْقَظَ فَفَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ كُلُّ ذَلِكَ يَسْتَاكُ وَ
يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ أَوْتَرَ
Dari
Abdullah bin Abbas radliyallahu anhuma berkata, ‘Aku pernah bermalam suatu
malam di sisi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, ketika Beliau terbangun dari
tidurnya, Beliau mendatangi air wudlunya lalu mengambil siwaknya dan bersiwak
kemudian membaca ayat ini ((Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi
serta perselisihan siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang yang
memiliki pikiran. Q.S. Ali Imran/3:
190)) sehingga mendekati selesainya surat atau bahkan sampai selesai. Lalu
Beliau berwudlu kemudian mendatangi tempat sholatnya lalu sholat dua rakaat.
Kemudian Beliau kembali ke tempat tidurnya lalu tidur apa yang dikehendaki oleh
Allah. Kemudian bangun kembali lalu berbuat seperti itu lagi kemudian kembali
ke tempat tidurnya lalu tidur. Kemudian bangun kembali lalu berbuat seperti itu
lagi, semuanya itu bersiwak dan sholat dua rakaat kemudian sholat witir”. [HR
Abu Dawud: 58 dan Muslim: 256. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [10]
Dari Ibnu Umar radliyallahu anhuma,
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و
سلم كَانَ لَا يَنَامُ إِلَّا وَ السِّوَاكُ عَنْدَهُ فَإِذَا اسْتَيْقَظَ بَدَأَ
بِالسِّوَاكٍ
”Bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, tidaklah
tidur melainkan siwak ada di sisinya. Maka apabila bangun (dari tidur), Beliau
memulai dengan siwak”. [Atsar riwayat Ahmad: II/ 117, Ibnu Nash-r Abu Ya’la,
al-Bukhoriy di dalam at-Tarikh al-Kabir dan ath-Thabraniy. Berkata asy-Syaikh
al-Albaniy: Dan hadits ini sanadnya hasan]. [11]
Dari Aisyah radliyallahu anha,
أَنَّ النَّبِيُّ صلى الله عليه و سلم
كَانَ لَا يَرْقُدُ مِنْ لَيْلٍ وَ لاَ نَهَارٍ فَيَسْتَيْقِظُ إِلَّا تَسَوَّكَ
قَبْلَ أَنْ يَتَوَضَّأَ
”Bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidaklah
berbaring tidur di waktu malam dan juga siang hari lalu Beliau bangun melainkan
akan bersiwak sebelum berwudlu”. [Atsar riwayat Abu Dawud: 57. Berkata
asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan tanpa ucapan ’dan juga siang hari’]. [12]
Yakni setelah bangun tidur selain dari membaca doa dan
mengusap wajah dengan kedua tangannya hendak seorang muslim segera menggosok
giginya sebelum berwudlu untuk sholat.
5)). Mencuci kedua
tangan sebanyak tiga kali.
عن أبي هريرة عَنِ النَّبِيِّصلى الله
عليه و سلمقَالَ: إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ فَلاَ يُدْخِلْ
يَدَهُ فىِ اْلإِنَاءِ حَتىَّ يُفْرِغَ عَلَيْهَا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا
فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
Dari
Abu Hurairah radliyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian bangun dari waktu malam, maka
janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana sehingga ia membasuhnya dua
atau tiga kali. Karena ia tidak tahu dimanakah tangannya bermalam”. [HR
at-Turmudziy: 24, al-Bukhoriy: 162, Muslim: 278, an-Nasa’iy: I/ 6-7, Abu Dawud:
94, 96, Ibnu Majah: 393, Ahmad: II/ 241, 253, 259, 265, 271, 284, 316, 382,
395, 403, 455, 465, 471, 500 dan Ibnu Khuzaimah: 99, 100, 145, 146. Berkata
asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [13]
عن ابن عمر قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِصلى الله عليه و سلم: إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ
يُدْخِلْ يَدَهُ فىِ اْلإِنَاءِ حَتىَّ يَغْسِلَهَا
Dari
Ibnu Umar berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam,
“Apabila seseorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka janganlah ia
memasukkan tangannya ke dalam bejana sehingga ia membasuhnya (atau
mencucinya)”. [HR Ibnu Majah:
394. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih]. [14]
Yaitu, jika seorang muslim bangun dari tidurnya janganlah
ia menyentuh makanan, berkumur dan sejenisnya sebelum mencuci kedua tangannya.
Karena boleh jadi kedua tangannya itu pada waktu ia tidur berada pada duburnya,
kemaluannya, kemaluan istrinya dan sebagainya.
6)). Istintsar (yaitu mengeluarkan
/menyemburkan air dari hidung sesudah menghirupnya/ istinsyaq).
عن أبي هريرة عَنْ رَسُوْلِ اللهِصلى
الله عليه و سلمقَالَ: إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَتَوَضَّأْ
فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيْتُ عَلَى
خَيْشُوْمِهِ
Dari Abu Hurairah
radliyallahu anhu dari Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila
seseorang diantara kalian bangun dari tidurnya maka berwudlulah lalu
beristintsar tiga kali karena sesungguhnya setan bermalam di dalam lubang
hidungnya”. [HR an-Nasa’iy: I/ 67, al-Bukhoriy: 3295, Muslim: 238, Ibnu
Khuzaimah: 149, Ahmad: II/ 352, Abu Uwanah dan al-Baihaqiy. Berkata asy-Syaikh
al-Albaniy: Shahih]. [15]
Dari
Abu Hurairah radliyallahu anhu bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى
قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍيَضْرِبُ عَلَى
مَكَانِ كُلِّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْفَإِنِ اسْتَيْقَظَ
فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌفَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ
صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِوَ إِلاَّ
أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ
“Setan membuat tiga ikatan di tengkuk
(leher bagian belakang) salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap
ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!”. Jika dia bangun
lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu,
lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan
terakhir.Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika
tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas“. [HR.
al-Bukhoriy: 1142, Muslim: 776, Abu Dawud: 1306, an-Nasa’iy: III/ 203 dan Ibnu
Majah: 1329. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [16]
Yaitu hendaklah ketika bangun tidur untuk bersegera istintsar, yaitu
mengeluarkan atau menyemburkan air yang berada pada lubang hidungnya yang ia
masukkan atau hirup lewat rongga hidung (istinsyaq). Karena setan itu bermalam
pada lubang hidungnya.
Bahkan lebih sempurna lagi jika ia melakukannya itu dengan berwudlu, karena
dengan berwudlu itu dapat melepas salah satu dari tiga ikatan setan yang
membelenggu pada lehernya.
Semoga bermanfaat untukku, keluargaku dan seluruh kaum muslimin. Wallahu a’lam
bish showab. baca juga pesan untuk kaum
[1]
Mukhtashor Shahih Muslim: 1897, Shahih Sunan Ibnu Majah: 3130, Shahih Sunan
at-Turmudziy: 2718, Shahih Sunan Abu Dawud: 4222, Syama’il al-Muhammadiyah:
217, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 4650.
[2] Shahih
Sunan Ibnu Majah: 3128, Shahih Sunan Ibnu Majah: 4231, Shahih Sunan at-Turmudziy:
2716, Nail al-Awthar fi Takhrij Ahadits Kitab al-Adzkar: 281.
[7] Shahih
Sunan Abu Dawud: 49, Shahih Sunan Ibnu Majah: 232, Irwa’ al-Ghalil: 71 dan
Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 4764.
[8]Mukhtashor
Shahih Muslim: 390. Kalimat, “Sholat sembilan rakaat, tidak duduk kecuali pada
rakaat yang ke delapan”. Adalah sholat malam yang Beliau kerjakan sebanyak
sembilan rakaat sekaligus dan Beliau tidak duduk (tahiyyat) padanya kecuali
pada rakaat ke delapan (tahiyyat awal) dan ke sembilan (tahiyyat akhir).
[13] Shahih Sunan at-Turmudziy: 23, Shahih Sunan
an-Nasa’iy: 1, Shahih Sunan Abi Dawud: 103, 105, Shahih Sunan Ibni Majah: 314,
Irwa’ al-Ghalil: 164, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 322 dan Misykah al-Mashobih:
391.
[15]Shahih Sunan an-Nasa’iy: 88, Mukhtashor Shahih Muslim:
127, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 330 dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah:
3961.
[16]
Mukhtashor Shahih Muslim: 8107, Shahih Sunan Abu Dawud: 1158, Shahih Sunan
an-Nasa’iy: 1516, Shahih Sunan Ibnu Majah: 1094 dan Shahih al-Jami’
ash-Shaghir: 8107.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar