By.Fathur rohman,
الحمد لله الحمد لله المنعوت بصفات التنزيه والكمال. وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ثني الخصال. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصبحه والتابعين أما بعد فيا أيها الناس اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون
الحمد لله الحمد لله المنعوت بصفات التنزيه والكمال. وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ثني الخصال. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصبحه والتابعين أما بعد فيا أيها الناس اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون
Hadirin Rohimakumullah
Khutbah
ini , upaya meluruskan pemahaman Para teroris atas salah satu ayat Allah yaitu:
مُحَمَّدٌ
رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّار
Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya adalah
keras terhadap orang-orang kafir.
Sekilas, ayat itu menyuruh kita untuk bersikap keras terhadap semua
non muslim tanpa terkecuali. Akan tetapi itu adalah pemahaman yang kurang benar.
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa ayat itu harus dipadu dengan
beberapa ayat yang lain yaitu At-Taubah 123:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ
وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di
sekitarmu itu dan hendaklah mereka menemui kekerasan dari kalian.
Yang harus digarisbawahi adalah ayat al-ladzîna yalûnakum الَّذِينَ
يَلُونَكُمْ yang berarti adalah hanya orang-orang kafir yang mengangkat
senjata memerangi kita. Bukan orang kafir atau non muslim yang hidup damai dan
rukun dengan kita dalam suatu Negara. Ini juga ditegaskan dalam ayat lain:
وَقَاتِلُوا
الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً
Artinya bahwa perintah memerangi kaum musyrikin itu adalah
didasarkan karena mereka memerangi kita sebelumnya.
Dalam sebuah riwayat yang tertulis pada kitab Musnad Ahmad bin
Hambal tertulis:
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي
لَيْلَى قَالَ : حَدَّثَنَا أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ كَانُوا يَسِيرُونَ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي مَسِيرٍ ، فَنَامَ رَجُلٌ مِنْهُمْ ، فَانْطَلَقَ بَعْضُهُمْ إِلَى
نبْلٍ مَعَهُ ، فَأَخَذَهَا ، فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ الرَّجُلُ فَزِعَ ، فَضَحِكَ
الْقَوْمُ ، فَقَالَ : مَا يُضْحِكُكُمْ ؟ ، فَقَالُوا : لا ، إلا أَنَّا
أَخَذْنَا نبْلَ هَذَا فَفَزِعَ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : لا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
Dari Abdurrahman bin Abi Laila berkata: suatu ketika sejumlah
sahabat melakukan perjalanan bersama Rasulullah. Ketika beristirahat, salah satu
di antara mereka tertidur pulas. Sedang beberapa sahabat yang lain masih
terjaga. Kemudian mereka mengambil tombak seseorang yang tertidur itu dengan
maksud menggodanya (bercanda). Maka ketika yang tertidur itu bangun, paniklah
ia karena tombaknya hilang. Kemudian sahabat-sahabat yang lain tertawa. Maka
Nabi bertanya, “apa yang membuat kalian tertawa?” Para Sahabat menjelaskan
candaan tadi. Lalu Nabi pun bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim membuat
panik muslim lainnya!”
Riwayat tersebut patut kita renungi secara lebih mendalam.
Peristiwa dalam riwayat itu sekilas nampak merupakan peristiwa biasa, bahkan
terkesan hanya sebuah candaan, yaitu beberapa orang sahabat Nabi menggoda teman
mereka yang ketiduran dengan menyembunyikan tombaknya. Namun sikap Nabi
kemudian tiba-tiba menjadi sangat serius. Dan bahkan kemudian Nabi bersabda,
“Tidak halal bagi seorang muslim membuat panik muslim lainnya!”
Hadirin Rohimakumullah
Sangatlah jelas bagi kita bahwa candaan para sahabat Nabi itu
kemudian justru mengakibatkan reaksi Nabi yang sangat serius hingga Nabi
bersabda “Tidak halal bagi seorang muslim membuat panik muslim lainnya!”
Peristiwa ini dapat menimbulkan persepsi bahwa figur Nabi adalah figur yang
serius, di mana candaan di atas kemudian disikapi Nabi dengan sabda yang sangat
serius seperti itu. Atau dengan kata lain, peristiwa itu bisa menimbulkan
pemahaman bahwa Nabi tidak membolehkan kita bercanda.
Tapi, benarkah Nabi memang tidak suka bercanda?
Hadirin Rohimakumullah
Nabi seperti yang digariskan oleh Allah dalam sejumlah ayat
Al-Quran adalah sosok yang ramah dan santun dan tentu saja tidak menolak
candaan. Kita baca misalnya ayat berikut:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ
لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا
عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Yang artinya: Maka disebabkan rahmat
dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Hadirin Rohimakumullah
Dari
ayat tersebut sangatlah jelas figur Nabi yang lemah lembut dan tidak
suka kekerasan. Lalu kembali kepada pertanyaan atas peristiwa candaan/guyonan
di atas yang kemudian ditanggapi secara serius oleh Nabi. Kita tetap akan
bertanya, mengapa seolah dalam peristiwa tersebut Nabi tidak berkenan atas para
sahabat yang tengah bercanda?
Jawabannya mudah: yaitu karena bercanda itu harus ada tempatnya.
Dalam sebuah riwayat yang sangat masyhur disebutkan bahwa suatu saat Nabi
bercanda dengan seorang Ibu tua renta, di mana Nabi berkata bahwa kelak di
surga tidak akan ada lagi orang tua seperti sang Ibu. Kontan saja Ibu itu
menangis dan mengira bahwa dirinya tidak akan bisa masuk surga. Namun kemudian
Nabi segera menjelaskan bahwa sang Ibu Insyaallah akan masuk surga, akan tetapi
kelak di surga, sang Ibu tua itu akan menjelma muda kembali. Ini adalah salah
satu contoh candaan Nabi dengan para sahabatnya.
Nah, jika dalam peristiwa di atas Nabi tiba-tiba menyambut
candaan para sahabat dengan sabda beliau “Tidak halal bagi seorang muslim membuat
panik muslim lainnya!”, maka itu berarti bisa kita fahami bahwa perkara membuat
panik orang lain adalah perkara serius yang tidak boleh dibuat sebagai bahan
guyonan atau candaan.
Dengan kata lain, “membuat panik orang lain” adalah memang
persoalan besar yang dilarang oleh Rasulullah Saw. Ini berarti pula harus kita
garis bawahi, bahwa kalau dalam rangka bercanda saja kita tidak boleh membuat
orang lain panik atau ketakutan, maka apalagi jika dalam kondisi serius. Tentu
adalah sangat haram membuat orang lain ketakutan.
Hadirin Rohimakumullah
Dari hadis di atas,
menjadi sangat jelas bagi kita bahwa haram hukumnya membuat orang lain
ketakutan atau panik, meskipun itu hanya sekedar dalam rangka bercanda. Maka
yang menjadi pertanyaan kita selanjutnya adalah: mengapa akhir-akhir ini
semakin marak gejala radikalisme dan terorisme? Bukankah terorisme berasal dari
kata teror yang artinya adalah menakut-nakuti?
Jika demikian halnya, apakah benar aksi para teroris itu? Tentu jawabannya adalah
tidak benar.
Islam hanya memperbolehkan melancarkan teror kepada mereka yang
secara jelas mengangkat senjata melawan kaum muslimin di medan perang. Artinya,
terhadap non muslim pun, kita tidak boleh melakukan teror kecuali terhadap non
muslim yang tengah mengangkat senjata memerangi kita di medan perang. Adapun
terhadap non muslim yang hidup dalam satu Negara yang aman dan damai, kita
tetap diperintahkan untuk menjaga perdamaian dan kerukunan itu.
Kesimpulannya adalah bahwa Islam tetap mengharamkan terorisme
kecuali kepada mereka yang tengah mengangkat senjata memerangi kita di medan
perang. Hanya itu saja. Dan selain itu, hukum terorisme tetap haram seperti
yang telah kita pahami dari hadis di
atas.
بارك الله لي ولكم في القرآن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من
الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو الغفور الرحيم، وقل رب اغفر
وارحم وأنت أرحم الراحمين
Khutbah
II
اَلْحَمْدُلِلّهِ
حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه
لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ.
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ
مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ
اَمَّا
بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ
مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ
وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ
بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ
قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ
يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا
اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. في ِالْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ
حَمِيْدٌمَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِالرَّاشِدِيْنَ سَيّدِنَا اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِاَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَر*
اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِالرَّاشِدِيْنَ سَيّدِنَا اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِاَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَر*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar