KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH YANG EFEKTIF
( Analisis Materi Kepemimpinan Pembelajaran Pada Diklat Kepala Madrasah tahun 2016 )
Oleh : Drs.ZANWIR,S.Pd
Widyaiswara Ahli Madya Pada BDK Padang
ABSTRAK
Kemajuan
sebuah lembaga pendidikan pada dasarnya sangat tergantung kepada pola
kepemimpinan dari kepala sekolahnya. Semakin bagus pola
kepemimpinan,semakin baik dan maju pula lembaga sekolah,dan sebaliknya
semakin amburadul pola kepemimpinan,semakin turun dan rendah pula mutu
sekolah. Oleh karena itu kepemimpinan sorang kepala sekolah sangat
penting. Pola kepemimpinan yang baik disebut dengan kepemimpinan
efektif,dan hal ini jelas akan sangat menentukan bagi keberhasilan
sebuah sekolah mencapai visi dan misinya,sehingga sekolah juga menjadi
sekolah efektif dan bermutu.
Kata Kunci : Kepemimpinan,Kepala Madrasah, efektif
A. Latar Belakang
Sejalan
dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas
sekolah, maka meningkat pula tuntutan terhadap para kepala sekolah.
Mereka diharapkan mampu melaksanakan fungsinya baik sebagai manajer dan
leader. Untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dan tenaga
kependidikan yang lain, pemerintah Indonesia telah menunjukkan good
will, dengan memperhatikan kesejahteraan melalui beberapa langkah antara
lain: pemberian gaji, kewenangan, dan otonomi yang cukup untuk
memperkuat peran manajerial mereka di sekolah. Dengan diterbitkannya
instrumen kebijakan baru, maka para kepala sekolah akan segera mendapat
kompensasi meningkat, dukungan profesional, dan otonomi.
Persoalannya
adalah untuk memperoleh sejumlah penghargaan tersebut, setiap kepala
sekolah harus memenuhi standar mutu yang telah digariskan oleh
pemerintah, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005. Hal ini, dimaksudkan agar pemberian penghargaan tersebut
terarah dan tepat sasaran. Bimbingan teknis bagi kepala sekolah
merupakan upaya untuk mempersiapkan kepala sekolah dalam menghadapi uji
kompetensi.
Sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah, kepala sekolah memiliki tanggungjawab
legal untuk mengembangkan staf, kurikulum, dan pelaksanaan pendidikan di
sekolahnya. Di sinilah, efektifitas kepemimpinan kepala sekolah
tergantung kepada kemampuan mereka bekerjasama dengan guru dan staf,
serta kemampuannya mengendalikan pengelolaan anggaran, pengembangan
staf, scheduling, pengembangan kurikulum, paedagogi, dan assessmen.
Membekali kepala sekolah memiliki seperangkat kemampuan ini dirasa
sangat penting.
Di
samping itu untuk mewujudkan pengelolaan sekolah yang baik, perlu
adanya kepala sekolah yang memiliki kemampuan sesuai tuntutan tugasnya.
Untuk itu di dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tetang Standar
Nasional Pendidikan, pasal 38 disebutkan kriteria menjadi kepala SMP/MTs/SMA/MA/ SMK/ MAK meliputi:
1. Berstatus sebagai guru SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK;
2. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK; dan
4. Memiliki kemampuan kepimpinanan dan kewirausahaan di bidang pendidikan.
Dalam kerangka MBS/M,
kepala sekolah bertanggungjawab atas pelaksanaan (1) manajemen sekolah;
(2) pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM); dan
(3) peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung program sekolah.
Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, telah
diamanatkan dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 8 disebutkan “masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan”,
dan pada pasal 9 berbunyi “ masyarakat berkewajiban memberikan dukungan
sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan”.
Untuk
menjalankan tugas manajerial di atas, dan juga merespon tuntutan yang
terus berubah saat ini, kepala sekolah harus memiliki kepemimpinan yang
kuat agar mampu melaksanakan program-program sekolah yang mereka bina
secara efektif. Hal ini, mengingat kepala sekolah tidak saja
bertanggungjawab mengelola guru, murid, dan orang tua, tetapi juga harus
menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat luas. Untuk mendukung
pelaksanaan tanggungjawab tersebut, kepala sekolah perlu memiliki
kemampuan dan keterampilan kepemimpinan. Untuk membekali calon kepala
sekolah agar nantinya dapat menjadi pemimpin pendidikan yang kuat dalam
mengembangkan lembaga secara baik, maka mereka perlu dibekali dengan
wawasan tentang kepemimpinan efektif.
B. KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN EFEKTIF DI SEKOLAH
Sejalan
dengan tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan di Indonesia,
belakangan ini banyak muncul ide persekolahan modern dengan berbagai
nama, seperti: Sekolah Unggul, Sekolah Terpadu, Sekolah Percontohan, dan
seterusnya. Di beberapa negara maju gerakan ini dinamakan dengan ide
Sekolah Efektif. Ciri utama sekolah efektif, berdasarkan berbagai riset
meliputi: (a) kepemimpinan instruksional yang kuat; (b) harapan yang
tinggi terhadap prestasi siswa; (c) adanya lingkungan belajar yang
tertib dan nyaman; (d) menekankan kepada keterampilan dasar; (e)
pemantauan secara kontinyu terhadap kemajuan siswa; dan (f) terumuskan
tujuan sekolah secara jelas (Davis & Thomas, 1989: 12).
Untuk
mewujudkan sekolah efektif hanya mungkin didukung oleh kepala sekolah
sebagai pemimpin pendidikan yang efektif. Fred M. Hechinger (dalam Davis
& Thomas, 1989: 17) pernah menyatakan:
“Saya
tidak pernah melihat sekolah yang bagus dipimpin oleh kepala sekolah
yang buruk dan sekolah buruk dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk.
Saya juga menemukan sekolah yang gagal berubah menjadi sukses,
sebaliknya sekolah yang sukses tiba-tiba menurun kualitasnya. Naik atau
turunnya kualitas sekolah sangat tergantung kepada kualitas kepala
sekolahnya”.
Pandangan
tersebut menganjurkan kepada para kepala sekolah untuk memahami tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan secara cermat.
Telah
menjadi harapan masyarakat bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan selayaknya mampu memimpin dirinya sendiri dan mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan yang lainnya. Untuk meningkatkan kualitas
diri, banyak upaya yang dapat ditempuh. Adair (1984) menawarkan ada lima
hal yang dapat dilakukan, yaitu: (1) mengenal diri sendiri dengan Strength, Weaknesess, Opportunities, Threats
(SWOT), (2) berusaha memiliki Kredibilitas, Akseptabilitas, Moralitas,
dan Integritas (KAMI), (3) mempelajari prinsip-prinsip kepemimpinan, (4)
menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan, dan (5) belajar dari umpan
balik. Jadi, punya ilmu harus dipraktikkan seperti nasehat Confius,
seorang filosof kuno yang menyatakan, ”Inti pengetahuan ialah mempunyai
dan menggunakannya.”
Secara
obyektif, kehidupan sekolah akan selalu mengalami perubahan sejalan
dengan dinamika pembangunan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
harus berupaya mengembangkan pengeahuan dan keterampilannya dalam
mengelola perubahan yang terjadi di sekolah. Melihat posisinya sebagai top leader, kepala sekolah efektif akan menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan reformasi pendidikan pada tingkat sekolah.
Dengan
melakukan studi terhadap kepemimpinan sekolah efektif kita dapat
menggali informasi tentang nilai-nilai efektifitas harus dipelihara di
sekolah. Sergiovanni (1987) menjelaskan kriteria sekolah efektif ke
dalam hal-hal berikut:
1. Skor tes UAN meningkat
2. Kehadiran (guru, siswa, staf) meningkat
3. Meningkatnya jumlah PR
4. Meningkatnya waktu untuk penyampaian mata pelajaran
5. Adanya partisipasi masyarakat dan orang tua
6. Partisipasi siswa dalam ekstra kurikuler
7. Penghargaan bagi siswa dan guru
8. Kualitas dukungan layanan bagi siswa dengan kebutuhan khusus
Demikianlah,
kriteria efektifitas sekolah tersebut akan berkembang sesuai dengan
muatan nilai-nilai lokal sekolah, di samping mengikuti standar kinerja
pada umumnya.
Mengingat
tugas kepemimpinan yang kompleks, pengertian kepemimpinan tidak dapat
dibatasi secara pasti, termasuk pengertian kepemimpinan efektif di
sekolah. Namun, sejumlah rujukan menjelaskan bahwa kepemimpinan efektif
di sekolah dapat berkait dengan kepemimpinan kepala sekolah di sekolah
yang efektif. Atas dasar pandangan ini, maka kepemimpinan efektif di
sekolah dapat dimengerti sebagai bentuk kepemimpinan yang menekankan
kepada pencapaian prestasi akademik dan non akademik sekolah. Dengan
demikian, pemimpin pendidikan efektif selalu berkonsentrasi untuk
menggerakkan faktor-faktor potensial bagi ketercapaian tujuan sekolah.
Sebagai
pemimpin pendidikan pula, kepala sekolah efektif mampu menunjukkan
kemampuannya mengembangkan potensi-potensi sekolah, guru, dan siswa
untuk mencapai prestasi maksimal.
Seorang
kepala sekolah efektif sebagai pemimpin pendidikan selayaknya harus
mampu meningkatkan prestasi sekolah dengan menunjukkan kemampuannya
dalam mengelola sekolah, guru, dan siswa sebagai komponen utama untuk
mencapai tujuan sekolah. Pengelolan yang terkait dengan komponen sekolah
dapat meliputi: (a) kurikulum praktis dan mantap; (b) tujuan yang
menantang dan balikan yang efektif; (c) partisipasi orang tua dan
masyarakat; (d) lingkungan yang tertib dan nyaman; dan (e) kolegialitas
dan profesionalisme.
Sementara,
pengelolan yang terkait dengan komponen guru dapat mencakup: (a)
strategi instruksional; (b) manajemen kelas; dan (c) desain kurikulum.
Adapun pengelolaan yang terakit dengan siswa mencakup: (a) lingkungan
rumah; (b) kecerdasan belajar; dan (c) motivasi. Ketiga komponen
tersebut bersifat interrelatif, oleh karenanya harus dikelola secara
sinergis dengan mendasarkan kepada prinsip-prinsip koordinasi,
sinkronisasi, dan integrasi.
Dari
berbagai pandangan di atas, dapat ditegaskan bahwa kepemimpinan efektif
adalah kepemimpinan kepala sekolah yang memfokus kepada pengembangan
instruksional, organisasional, staf, layanan murid, serta hubungan dan
komunikasi dengan masyarakat. Sajian materi ini akan mendeskripsikan
kepemimpinan efektif kepala sekolah, ditinjau dari aktifitasnya dalam
berkomunikasi, membangun teamwork, mengambil keputusan, menangani konflik, dan memelihara budaya kerja di sekolah.
1. Ciri-ciri Kepala Sekolah Efektif
Kepala
sekolah efektif harus mengetahui (a) mengapa pendidikan yang baik
diperlukan di sekolah, (b) apa yang diperlukan untuk meningkatkan mutu
sekolah, dan (c) bagaimana mengelola sekolah untuk mencapai prestasi
terbaik. Kemampuan untuk menguasai jawaban atas ketiga pertanyaan ini
akan dapat dijadikan standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi
kepala sekolah efektif atau tidak.
Secara
umum, ciri dan perilaku kepala sekolah efektif dapat dilihat dari tiga
hal pokok, yaitu: (a) kemampuannya berpegang kepada citra atau visi
lembaga dalam menjalankan tugas; (b) menjadikan visi sekolah sebagai
pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah; dan (c) memfokuskan
aktifitasnya kepada pembelajaran dan kinerja guru di kelas (Greenfield,
1987; Manasse, 1985). Adapun secara lebih detil, deskripsi tentang
kualitas dan perilaku kepala sekolah efektif dapat diambil dari
pengalaman riset di sekolah-sekolah unggul dan sukses di negara maju.
Atas dasar hasil riset tersebut, dapat dijelaskan ciri-ciri sebagai berikut:
· Kepala
sekolah efektif memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya,
dan ia mendorong semua staf untuk mewujudkan visi tersebut
· Kepala sekolah efektif memiliki harapan tinggi terhadap prestasi siswa dan kinerja staf
· Kepala
sekolah efektif tekun mengamati para guru di kelas dan memberikan balik
yang positif dan konstruktif dalam rangka memecahkan masalah dan
memperbaiki pembelajaran
· Kepala sekolah efektif mendorong pemanfaatan waktu secara efisien dan merancang langkah-langkah untuk meminimalisasi kekacauan
· Kepala sekolah efektif mampu memanfaatkan sumber-sumber material dan personil secara kreatif
· Kepala
sekolah efektif memantau prestasi siswa secara individual dan kolektif
dan memanfaatkan informasi untuk mengarahkan perencanaan instruksional.
Di sisi lain, kepala sekolah yang tidak efektif biasanya:
1. Membatasi perannya sebagai manajer sekolah dan anggaran
2. Menjaga dokumen, sangat disiplin
3. Berkomunikasi dengan setiap orang sehingga memboroskan waktu dan tenaga
4. Membiarkan guru mengajar di kelas
5. Memanfaatkan
waktu hanya sedikit untuk urusan kurikulum dan pembelajaran (Martin
& Millower, 1981; Willower & Kmetz, 1982).
Kenyataan menunjukkan sedikit sekali kepala sekolah dipersiapkan sebagai pemimpin instruksional (Goodlad, 1983).
Dalam
menjalankan perannya sebagai pemimpin yang efektif di sekolah, selama
periode kepemimpinannya kepala sekolah dapat melaksanakan hal-hal
berikut.
1. Tahun Pertama
Dalam tahun pertama masa bakti kepemimpinannya, kepala sekolah efektif dapat melakukan hal-hal berikut:
a. Menerima
tanggungjawab sebagai kepala sekolah. Jika masih menekankan kepada
administrasi dan disiplin, membiarkan guru mengajar di kelas, maka ia
perlu merubah wawasannya menuju manajemen sekolah efektif
b. Menetapkan
tujuan dan menetapkan norma-norma atas dasar kebijakan yang telah
digariskan oleh dinas pendidikan, nilai masyarakat, dan tentunya visinya
sendiri tentang sekolah unggul
c. Berkonsentrasi kepada upaya-upaya pembelajaran dan mulai melakukan kunjungan kelas
d. Mengembangkan aktifitas dan struktur sesuai dengan tujuan, norma, dan maksud pendidikan
e. Menyusun kalender akademik untuk menghindari hambatan belajar siswa, waktu perencanaan guru, dan seterusnya
f. Mendukung
saluran-saluran untuk melakukan komunikasi terbuka, pengambilan
keputusan, dan problem-solving. Berusaha untuk memantapkan atmosfir
kolegial
g. Memperhatikan pertemuan dewan guru dalam memecahkan persoalan
h. Merencanakan pementapan dan orientasi akademik
i. Merencanakan sistem pemberian penghargaan bagi siswa dan staf
j. Berinisiatif membangkitkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat
2. Tahun Kedua
Di tahun kedua ini, kepala sekolah efektif menindaklanjuti ide-ide pada tahun pertama dengan kegiatan nyata, termasuk:
a. Memantapkan
iklim akademik sekolah, harapan berprestasi tinggi dalam keterampilan
dasar, penilaian kemajuan, dan prestasi siswa. Minat staf harus
dikonsentrasikan ke hal-hal tersebut
b. Mendorong kepekaan sekolah terhadap masyarakat
c. Mentransformasi visi sekolah efektif kepada staf, siswa, dan orang tua
d. Beralih dari fokus persoalan yang sempit menuju orientasi program yang lebih luas
e. Tampil percaya diri dan lebih visibel di jalan, kelas, halaman sekolah, dan masyarakat
f. Berinisiatif melakukan observasi kelas dan kegiatan supervisi instruksional
g. Menjadwal peristiwa pelatihan instruksional
h. Memberi dukungan secara kontinyu kepada staf selama sesuai dengan tujuan sekolah yang lebih luas
i. Menjalin
hubungan yang baik dengan komunitas sekolah, termasuk staf, siswa,
orang tua, dan lingkungan; selalu memperlakukan staf, siswa, orang tua,
dan pihak lain dengan rasa hormat.
3. Tahun Ketiga
Pada
tahun ketiga ini, kepala sekolah efektif pada dasarnya menyempurnakan
implementasi perubahan iklim dan prosedur ,kepala sekolah dapat
melakukan hal-hal berikut:
a. Melanjutkan menyusun dan mentransformasi tujuan personal dan sekolah yang sejalan dengan pemerintah
b. Memantau proses dan program instruksional
c. Mengkoordinasikan program instruksional, dengan memantapkan prestasi
d. Mengambil peran penting dalam pengembangan program dan evaluasi dan keputusan tentang seleksi materi instruksional
e. Merencanakan dan menjadwal untuk penggunaan material dan sumber daya personil secara optimal
f. Mengorganisasi pelatihan inservice guru dalam bidang khusus dan teknik pengelolaan kelas
g. Tetap mempertimbangkan riset yang relafan dan gagasan untuk kepemimpinan efektif, sekolah efektif, dan pembelajaran efektif
h. Menyempurnakan standar kinerja guru, siswa, staf, dan diri sendiri..
Berdasarkan
langkah-langkah reformatif dan analisis obyektif, maka dapat
dikemukakan indikator-indikator kinerja kepala sekolah efektif di era
global sebagai berikut:
1. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif.
2. Menerapkan system evaluasi yang efektif dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
3. Melakukan refleksi diri ke arah pembentukan karakter kepemimpinan sekolah yang kuat.
4. Melaksanakan pengembangan staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi.
5. Menumbuhkan sikap responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan tertib (Safe and Orderly).
7. Menumbuhkan budaya mutu di lingkungan sekolah
8. Menumbuhkan harapan prestasi tinggi.
9. Menumbuhkan kemauan untuk berubah.
10. Melaksanakan Keterbukaan/Transparan Managemen Sekolah.
11. Menetapkan secara jelas mewujudkan Visi dan Misi.
12. Melaksanakan pengelolaan tenaga kependidikan secara efektif.
13. Menciptakan iklim kerja yang kondusif dan kompetitif yang sehat dengan memberikan penghargaan dan sanksi
14. Melaksanakan pengelolaan sumber belajar secara efektif.
15. Melaksanakan pengelolaan kegiatan kesiswaan/ Ekstrakurikuler secara efektif.
16. Mengembangkan kepemimpinan instruksional.
Walau
pengertian kepemimpinan efektif sulit didefinisikan secara tegas,
secara umum dapat dirumuskan standar kepemimpinan kepala sekolah secara
efektif. Pada dasarnya kepemimpinan efektif dapat dilihat dari tujuh
perilaku kepala sekolah untuk: (a) menerapkan kepemimpinan sekolah
efektif, (b) melaksanakan kepemimpinan instruksional, (c) memelihara
iklim belajar yang berpusat pada siswa, (d) mengembangkan
profesionalitas dan mengelola SDM, (e) melibatkan orang tua dan menjalin
kemitraan dengan masyarakat, (f) mengelola sekolah secara efektif dan
melaksanakan program harian, dan (g) melaksanakan hubungan interpersonal
secara efektif.
Kepemimpinan
di sekolah dapat mencakup serangkaian kegiatan kepala sekolah dalam
memimpin institusi sekolah dengan cara membangun teamwork yang kuat, mengelola tugas dan orang secara bertanggungjawab, dan melibatkan sejumlah pihak terkait dalam pelaksanaan visi sekolah.
Untuk membangun tim, kepala sekolah dapat melakukannya dengan:
a. Mendorong dan merespon masukan dari anggota tim
b. Bekerjasama dengan staf dan murid memantapkan dan membangun tim di sekolah
c. Membantu tim menyusun tujuan
d. Memfokuskan tim kepada pencapaian tujuan yang spesifik dan terukur
Koordinasi
dapat dilakukannya dengan menjalin kerjasama dengan instansi terkait,
melibatkan guru, staf, orang tua, dan masyarakat secara tepat dalam
pengambilan keputusan. Adapun implementasi visi sekolah dapat dilakukan
dengan cara mengembangkan visi sekolah bersama stakeholders, mengarahkan
pelaksanaan program sesuai dengan visi sekolah, dan mengkomunikasikan
dan menunjukkan visi dalam rangka peningkatan mutu sekolah.
C.Kesimpulan
Kepemimpinan
instruksional ditunjukkan kepala sekolah dalam berusaha mendorong
kesuksesan semua murid dengan menciptakan program instruksional yang
mendorong perbaikan proses belajar dan mengajar. Tiga hal penting yang
menjadi perhatiannya berupa asesmen, kurikulum, dan pembelajaran. Dalam
asesmen, kepala sekolah (1) mengarahkan evaluasi belajar siswa dengan
menggunakan beragam teknik dan sumber informasi; (2) menganalisis data
siswa, staf, dan masyarakat untuk pengambilan keputusan; (3)
memanfaatkan data sekolah dan siswa untuk membuat program layanan murid
dan kurikulum; dan (4) memantau kemajuan belajar siswa, didukung dengan
laporan sistematis tiap bulan.
Kepala
sekolah juga menyiapkan tim untuk pengembangan kurikulum, menggunakan
hasil penelitian, keahlian guru, dan rekomendasi kalangan profesional
untuk membuat keputusan kurikuler, dan bekerjasama dengan staf untuk
menyesuaikan pelaksanaannya dengan standar nasional. Terkait dengan
pembelajaran, kepala sekolah memperbaikinya dengan memantau semua kelas
dan sekolah, mendorong penggunaan metode mengajar yang inovatif dan
mendorong guru mencobakan program inovatif yang melibatkan murid, serta
menyiapkan program untuk memenuhi kebutuhan pendidikan khusus dan
kecakapan murid yang terbatas.
Referensi :
Adair, John. 1984. Menjadi Pemimpin Efektif. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Chung, K.H. & Megginson, L.C. 1981. Organizational Behavior Developing Managerial Skills. New York: Harper & Row, Publishers.
Davis, Gary A. & Thomas, Margaret A. 1989. Effective Schools and Effective Teachers. Massachusetts: Ally and Bacon.
Hunsaker, P.L. 2001. Training in management skills. Upper Sadle River, New Jersey: Printice Hall.
Kreps, G.L. Organizational Communication Theory. New York: Longman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar