Khutbah
Pertama:
إِنّ
الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ
اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ
صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا
الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا
النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ
الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا
الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ
أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى
الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Ikhwatal
Islam!
Bertakwalah
kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Dan bersyukurlah kepadaNya atas karunia yang
Dia berikan kepada anda. Yaitu ketika Dia mengutus seorang Rasul dari
lingkungan anda sendiri yang bertugas membacakan Al-Kitab dan Al-Hikmah kepada
anda. Maka wujudkanlah karunia ini dengan cara mengikuti Sunnah Rasul, memegang
teguh petunjuk dan syari’atnya, dan menjauhi bid’ah yang diciptakan oleh para
penganut hawa nafsu.
Ikhwatal
Islam ! Dimana saja anda berada.
Perintah mentaati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan memegang teguh
Sunnahnya banyak terdapat di dalam ayat Al-Qur’an dan banyak hadits Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Semuanya adalah nash-nash yang secara sharih
(eksplisit) menunjukkan kewajiban mentaati Nabi, mengikuti Sunnahnya, tunduk
kepadanya tanpa membantah, dan tidak melanggar perintah dan larangannya. Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَمَآءَاتَاكُمُ
الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَانَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
Apa
yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah.
(QS.Al-Hasyr :7)
قُلْ إِن
كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ
Katakanlah:”Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu”. (QS.
Ali-Imron :31)
Dan
Allah mempeingatkan orang yang melanggar perintah NabiNya dengan firmannya:
فَلْيَحْذَرِ
الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka
hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan
atau ditimpa azab yang pedih. (QS.An-Nur
:63)
Dan
banyak sekali Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menunjukkan
kewajiban mentaati Rasulullah dan mengikuti Sunnahnya dan peringatan agar
menjauhi bid’ah.
Imam
ahmad, Abu Daud, At-Tirmizi dan dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari Al-Irbadl bin
Sariyah Radiyallahu ‘Anhu bersabda :
‘‘
Sesungguhnya siapa di antara kamu yang hidup maka akan melihat banyak
perselisihan. Maka kamu harus berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnah khulafa’
Ar-Rasyidin sesudahku yang mendapat petunjuk.Gigitlah Sunnah itu dengan gigi
geraham. Dan waspadalah terhadap hal-hal yang diperbaharui. Karena setiap hal
yang diperbaharui adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.’’.
Nash-nash
tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa setiap muslim diperintahkan untuk
ittiba’ (mengikuti Sunnah) dan dilarang ibtida’ (menciptakan bid’ah) atau
mengadakan hal-hal baru yang bertentangan dengan agama. Aisyah Radiyallahu
‘Anha meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda :
‘‘Barangsiapa
yang mengadakan di dalam urusan (agama) kami ini sesuatu hal baru yang bukan
bagian darinya, maka hal ini ditolak.’’ (
HR. Muttafaq Alaih. Shahih Al-Bukhari, 2697 dan Shahih Muslim, 1718 )
Dalam
hal ini, terdapat banyak ucapan dan perbuatan generasi Salaf yang bisa
menjelaskan keteladanan umum pada generasi-generasi terbaik, dan memberikan
contoh terbaik bagi umat Islam kapan saja dan dimana saja. Maka seyogyanya
setiap muslim dapat mengambil inspirasi darinya untuk menemukan jalan
keselamatan.
Abdullah
bin Mas’ud Radiyallahu ‘Anhu berkata: ‘’Ikutilah Sunnah dan jangan membuat
bid’ah. Maka kamu akan dicukupi.
Ibnu
Abbas Radiyallahu ‘Anhu berkata : ‘‘ Setiap tahun pasti manusia menciptakan
suatu bid’ah dan mematikan suatu Sunnah. Sehingga bid’ah-bid’ah akan hidup dan
Sunnah-Sunnah akan mati’’.
Ibnu
Umar berkata : ‘‘Setiap bid’ah adalah sesat, meski semua orang melihatnya
baik’’.
Umar
bin Abdul Aziz Rahimahullah berkata : ‘‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
dan para pemimpin sesudahnya telah menetapkan Sunnah-Sunnah. Barangsiapa
mengikutinya, ia akan mendapat petunjuk. Barangsiapa menggunakannya untuk
meminta pertolongan, ia akan mendapat pertolongan. Dan barangsiapa yang
menyalahinya dan mengikuti jalan yang tidak dilalui oleh orang-orang yang
beriman, Allah akan membiarkannya tersesat dan memasukkannya ke dalam Neraka
Jahannam, tempat kembali yang paling buruk’’.
Imam
Malik Rahimahullah berkata : ‘‘Generasi akhir umat ini tidak akan bisa menjadi
baik kecuali dengan menggunakan sesuatu yang membuat baik generasi awalnya’’.
Ulama
Salaf lainnya berkata : ‘‘ Semua jalan tertutup bagi makhluk, kecuali bagi
orang yang mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam’’.
Saudara-saudara
seiman dan seakidah ! Kini, agama semakin terasing, pendukung dan pembelanya
semakin sedikit, musuh dan lawannya semakin banyak, iman pemeluknya semakin
lemah dan lebih asyik dengan hal lain, para penganjur keburukan, bid’ah dan
khurafat semakin banyak. Setelah itu keadaan pun berubah, yang makruf menjadi
mungkar dan yang mungkar menjadi makruf, yang Sunnah dianggap bid’ah dan bid’ah
dianggap Sunnah. Beragam bid’ah pun menyebar di tengah mansyarakat dan merasuk
ke dalam akal mereka sebagaimana darah yang mengalir di sekujur badan. Laa
haula wala quwwata illa billah.
Ummatal
Islam ! Salah satu bid’ah yang kini
banyak beredar dan laku keras, bahkan telah tertanam kuat banyak sekali di
dunia Islam dan telah melembaga di dalam hati banyak orang, sehingga seakan
menjadi bagian dari perkara makruf yang tidak lagi diperdebatkan, adalah
perayaan dan pertemuan yang diadakan pada bulan Rabi’ul Awal. Padahal perayaan
itu tidak pernah diperintahkan oleh Allah. Para pelakunya menyebutnya,
‘‘Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam’’. Bahkan
ada sebagian orang yang mengkhususkan bulan ini untuk pergi ke Makkah dan
Madinah dalam rangka mendekatkan diri dengan tempat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Ini adalah amal perbuatan yang tidak berdasar. Dan mengkhususkan bulan itu
untuk acara tersebut juga tidak memiliki dalil yang kuat.
تِلْكَ
أَمَانِّيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Demikian
itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah:”Tunjukkan
kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang benar”. (QS.Al-Baqarah :111)
Maka
mengkhususkan malam-malam bulan Rabi’ul Awal atau sebagian malam untuk
mengadakan acara-acara perayaan semacam itu tidak boleh menurut Syara’. Hal itu
didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
1. Acara itu adalah bid’ah yang di ciptakan di dalam
agama. Karena tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, Khulafa’ Ar-Rasyidin, para Sahabat maupun para Tabi’in. Sementara
mereka adalah orang-orang yang lebih tahu tentang Sunnah Rasul, lebih mencintai
Rasulullah, dan lebih istiqamah dalam mengikuti syari’atnya di banding generasi
sesudahnya. Sehingga kita perlu mengikuti apa yang mereka lakukan. Andai
acara-acara semacam itu baik, niscaya mereka lebih dulu melakukannya sebelum
kita.
2. Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist-Hadist
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang mewajibkan kita mentaati Rasulullah,
memegang teguh Sunnahnya, dan melarang kita menciptakan bid’ah di dalam agama.
3. Allah Subahanahu Wata’ala telah menyempurnakan agama
ini untuk kita dan Rasululah pun telah menyampaikannya secara nyata. Dus,
menciptakan acara peringatan maulid semacam itu, secara tersirat menunjukkan
bahwa Allah belum menyempurnakan agama ini. Dan juga menunjukkan bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam belum menyampaikan apa yang diturunkan
Allah kepadanya. Sampai orang-orang belakangan setelah era generasi utama
berlalu datang dan menciptakan hal baru di dalam agama Allah yang tidak pernah
dia Izinkan. Mereka mengira bahwa hal baru itu dapat mendekatkan mereka kepada
Allah. Tindakan ini cukup layak dianggap sebagai pembangkangan terhadap Allah.
Pelecehan terhadap Syari’atNya, dan kecurigaan terhadap Rasulullah dalam
menyampaikannya.
4. Mengadakan acara-acara semacam ini adalah penyimpangan
dari jalur kebenaran dan menyerupakan diri dengan orang-orang kafir dari
kalangan Ahli Kitab dalam merayakan hari raya mereka. Padahal kita telah
dilarang menyerupakan diri kita dengan mereka.
5. Masalah ibadah adalah tauqifiyah (dogmatis). Tidak ada
seorang pun yang berhak menciptakan syari’at baru dalam konteks ini. Ibadah
yang dibenarkan menurut syari’at ialah ibadah yang telah diperintahkan oleh
Allah dan RasulNya. Allah berfirman :
أَمْ لَهُمْ
شُرَكَآؤُاْ شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَالَمْ يَأْذَن بِهِ اللهُ
Apakah
mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari’atkan untuk
mereka agama yang tidak diizinkan oleh Allah. (QS.
Asy-Syura :21)
6. Kaidah-kaidah
syari’at dan tujuan-tujuan agama menolak acara-acara semacam itu. Karena salah
satu kaidah yang ditetapkan di dalam syari’at menyatakan bahwa sesuatu yang
diperselisihkan orang harus dikembalikan kepada Al-Kitab dan As-Sunnah. Dalam
hal ini, kita telah mengembalikannya kesana. Ternyata kita menemukan larangan
terhadap acara-acara semacam itu. Begitu juga kaidah sadduz dzari’ah (
menutup akses menuju perbuatan dosa) dan kaidah izalatul dharar (menghilangkan
mudharat). Dan mudharat terbesar adalah mudharat di dalam agama. Di samping
kemungkinan-kemungkinan yang terdapat di dalamnya. Yang paling besar adalah
menyekutukan Allah, memanjatkan do’a kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam. Meminta dipenuhinya kebutuhan dan dilenyapkannya kesulitan, dan
membaca kasidah-kasidah (syair-syair) yang bermuatan syirik untuk memuji-memuji
Nabi secara berlebihan. Selain itu juga terjadi pembauran antara lawan jenis,
membelanjakan harta secara berlebihan dan sia-sia. Menyuarakan kata-kata yang
tidak berguna dengan suara yang keras. Padahal bulan kelahiran Rasulullah
adalah bulan kematian beliau juga. Jadi, bersuka cita pada bulan itu tidak
lebih pantas dari pada berduka cita.
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata : ‘Menetapkan waktu tertentu untuk
ibadah di luar waktu-waktu yang telah ditetapkan oleh syara’, seperti
menetapkan sebagian malam bulan Raabi’ul Awal yang dikenal dengan ‘’Malam
Maulid’’ untuk beribadah termasuk bid’ah, yang tidak pernah dianjurkan dan
dilakukan oleh generasi Salaf yang Shalih.
Beliau
juga mengatakan : Hal itu tidak pernah dilakuakan oleh generasi Salaf, kendati
ada alasan untuk itu dan tidak ada halangan untuk melakukannya. Andaikata
perbuatan ini adalah kebajiakan yang murni atau unggul, niscaya generasi salaf
itu lebih berhak melakukannya di banding kita. Karena mereka lebih mencintai
dan lebih menghormati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di banding kita.
Dan mereka memiliki komitmen yang lebih kuat terhadap kebajikan.
Dan
beliau berkata: adapun membuat acara maulid yang diisi dengan nyanyian, tarian
dan lain-lain, tidak seorangpun ulama dan ahli iman yang ragu untuk menyebutnya
sebagai kemungkaran yang dilarang. Dan tidak ada yang menganjurkan hal itu
selain orang yang bodoh dan orang zindiq.
Ayyuhal
muslimun ! Terakhir, anda harus tahu
bahwa orang-orang yang melakukan praktik-praktik bid’ah semacam itu, dapat
diklasifikasikan menjadi tiga golongan.
Pertama
: Orang-orang bodoh yang suka
bertaklid (meniru) lisanul hal mereka mengatakan : ‘‘ kami
melihat orang-orang melakukan sesuatu maka kami pun melakukannya’’. Dan ini
cukup membuatnya tersesat. Dalam konteks inilah Allah berfirman,
إِنَّا
وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى ءَاثَارِهِم مُّقْتَدُونَ
“Sesungguhnya
kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami
adalah pengikut jejak-jejak mereka”.
(QS. Az-Zuhruf :23)
Kedua
: Orang yang mencari keuntungan
ekonomi dan sesuap nasi. Mereka ingin memuaskan syahwat mereka di balik
acara-acara tersebut dengan makan-makan, minum-minum, bersenda gurau,
bermain-main dan berkumpul secara batil.
Ketiga
: Penganjur keburukan dan
kesesatan yang ingin merusak Islam, mamalingkan orang dari Sunnah dan
menyibukkannya dengan bid’ah dan khurafat.
Jadi,
bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian Umat Islam. Sampai kapankah anda terombang-ambing
oleh kebatilan dan kesesatan semacam itu ? Sampai kapankah anda akan terus
menciptakan hal baru dan mengadakan perubahan di dalam agama Allah ? Mana rasa
cemburu anda terhadap akidah tauhid ? Mana semangat anda untuk berpegang teguh
pada Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alihi Wasallam ? Inna lillahi
wainna ilaihi raji’un.
‘‘
Sesungguhnya Islam bermula sebagai sesuatu yang asing dan akan kembali menjadi
sesuatu yang asing sebagaimana mulanya. Maka beruntunglah orang-orang yang
asing’’. (HR. Muslim, 145 dan Abu
Ya’la, 619)
Hanya
kepada Allah kita meminta pertolongan. Dan hanya kepadaNya kita berserah
diri. Laa haula quata illa billahil aliyil adzim.
بارَكَ
الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ
ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah
Kedua
Amma
ba’du :
Ayyuhal
muslimun ! Bertakwalah kepada Allah,
dan ketahuilah bahwa kebenaran itu diketahui berdasarkan dalil-dalil syar’i,
bukan berdasarkan apa yang dilakukan manusia. Jadi, jangan tertipu oleh
banyaknya orang yang menciptakan bid’ah dan mengadakan acara-acara tersebut.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَإِن
تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ
Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah . (QS.
6:116)
قُلْ إِن
كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ
Katakanlah:”Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu”. (QS.
3:31)
Wahai
umat Islam, di mana pun anda berada ! Dengan dalil-dalil yang begitu nyata dan
bantahan-bantahan yang begitu jelas, kita dapat melihat dengan jelas betapa
rapuh dan lemahnya bid’ah perayaan maulid itu. Siapa pun yang punya sedikit
mata hati, netralitas dan kemauan mengikuti kebenaran pasti akan menyadari
bahwa acara perayaan maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah kesalahan
di dalam agama dan termasuk bid’ah. Dan dari tempat yang penuh barakah ini,
kami menyerukan segenap umat Islam dalam rangka menggugurkan kewajiban dan
menyampaikan amanat kepada umat agar mereka semua bertakwa kepada Allah dan
meninggalkan perbuatan-perbuatan semacam itu. Kami menyerukan kepada mereka
dengan seruan belas kasih dan kekhawatiran akan adzab yang akan menimpa ketika
mereka berdiri di hadapanNya dengan membawa dosa yang bertumpuk-tumpuk.
Sungguh,
dari tempat yang menjadi titik tolak penyebaran kalimat yang benar dan menggema
di seluruh penjuru dunia ini, kami menyerukan dengan seruan akal dan kasih
sayang agar meninggalkan sikap panatik, untuk mencari kebenaran dan mengikuti
apa yang ditunjukkan oleh dalil dari Kitab Allah dan Sunnah RasulNya. Kami
menyerukan agar bid’ah-bid’ah semacam itu ditinggalkan, karena akan hanya
membuat para pelakunya semakin jauh dari Allah dan menjadi penghalang dari
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan Sunnahnya. Kami juga menyerukan
agar mereka memegang teguh Sunnah Nabi. Karena sudah sekian lama agama Islam
yang cemerlang ini dirusak citranya oleh perayaan-perayaan yang batil itu. Juga
bid’ah-bid’ah sejenis yang telah menyelewengkan kesempurnaan Islam, menodai
keindahannya, dan merusak esensinya. Sesungguhnya, ini adalah seruan yang jauh
dari fanatisme dan hawa nafsu, tetapi ajakan menuju kebenaran.
Allah berfirman:
Allah berfirman:
تِلْكَ
أَمَانِّيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
”
Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka.
Katakanlah:”Tunjukkan kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang benar”. (QS. Al-Baqarah :111)
فَإِن
لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَآءَهُمْ وَمَنْ
أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ إِنَّ اللهَ
لاَيَهْدِى الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Maka
jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka
hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka).Dan siapakah yang lebih sesat
dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk
dari Allah sedikitpun.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim. (QS.
Al-Qashas :50)
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya. (QS. Al-Ahzab :56)
اللهم
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم
بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar