Rabi'ah Al-Adawiyah merupakan tokoh sufi yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin, mulai pada saat dia dilahirkan hingga ia tumbuh dewasa. Bapaknya hanyalah seorang pengangguran dan memang memiliki pendirian yang sangat teguh dengan agamanya hingga ketika pada saat detik-detik akhir akan terlahirnya seorang rabi'ah Al-Adawiyah dia telah berjanji tidak akan meminta-minta/memohon kepada orang lain/ciptaan Allah karena dia memiliki pendirian yang teguh bahwasannya hanya Allahlah tempat kita meminta dan memohon.
Dengan bujukan istrinya untuk meminta secarik kain untuk selimut untuk menyelimuti sang jabang bayi dan sedikit minyak untuk menerangi ruhamnya yang gelap gulita akhirnya bapak rabi'ah mendatangi rumah tetangganya dan mengetuk pintu untuk mendapatkan barang tersebut. Setelah beberapa kali mengetok daun pintu rumah tetangganya hingga untuk ketiga kalinya dan tidak ada seorangpun yang membuka pintunya dan akhirnya dia pulang dengan tangan hampa akan tetapi dia juga bersyukur karena dia tidak mengingkari apa yang telah dijanjikan kepada Allah bahwa dia tidak akan meminta-minta kepada seseorang kecuali Allah.
Dengan rasa sedih karena putri keempatnya akan terlahir tanpa sehelai kainpun untuk selimut dan penerangan akan tetapi semuanya tetap disyukuri oleh keluarga miskin Rabi'ah Al-Adawiyah.
Keprihatinan yang menimpa rabi'ah kecil telah menempanya menjadi seorang sufi yang rendah hati. Kesederhanaan dan keteguhan hatinyanya dalam memegang keyakinan beragamannya telah mengantarkan dia kepada CINTA ILAHIYAH diatas segalanya, tiada seorangpun yang dicintainya kecuali Allah. Hingga ada beberapa ulama besar yang datang kepada rabi'ah dan ingin meminangnya, diantaranya adalah Hasan Bashri, Malik bin Dinar dan Tsabit al-Banani.
Dalam kisahnya Hasan memulai pembicaraan dan berkata "wahai rabi'ah, nikah itu merupakan sunnah Rasulullah SAW, untuk itu silahkan engkau memilik salah seorang diantara kami sebagai calon suamimu." Rabi'ah berkata "baiklah tuan-tuan yang terhormat namun aku berhak mengajukan syarat. Selama ini aku mempunya beberapa permasalahan, barangsiapa diantara kalian yang mampu memecahkan permasalahan itu, dialah yang berhak menikahi diriku, ". Rabi'ah kemudian melontarkan masalahnya yang b\pertama kepada Hasan Al-Bashri untuk memecahkannya.
"Menurut tuan, kelak di hari kiamat aku termasuk golongan mana? apakah aku termasuk golongan yang akan masuk neraka atau yang akan masuk surga?", Hasan menjawab "maaf, mengenai masalah itu aku tidak tahu pasti". Lalu Rabi'ah berkata lagi, "Menurut tuan, aku ini termasuk manusia yang celaka atau manusia yang bahagia, ketika Allah SWT menciptakan diriku dalam kandungan ibuku?", Hasan menjawab "maaf, mengenai masalah itu aku tidak tahu pasti". Pertanyaan berikutnya, "Menurut tuan, aku termasuk golongan yang mana ketika seseorang diseru nanti, apakah golongan yang diseru "janganlah kamu gentar atau bersedih", ataukah golongan yang akan diseru, "Tidak akan ada rasa gembira bagimu"? Hasan menjawab "maaf, mengenai masalah itu aku tidak tahu pasti". Selanjutnya, "Menurut tuan, kuburanku nanti termasuk taman surga atau galian neraka?" Hasan menjawab "maaf, mengenai masalah itu aku tidak tahu pasti". Kemudian "Menurut tuan, wajahku kelak dihari kiamat termasuk wajah yang putih berseri ataukan wajah yang hitam kelam dan bermuram durja?" Hasan menjawab "maaf, mengenai masalah itu aku tidak tahu pasti". Lalu Rabi'ah menyampaikan pertanyaan yang terakhir "Menurut tuan, aku termasuk golongan yang mana kelak dihari kiamat, ketika masing-masing manusia dipanggil, 'Fulan bin fulan bahagia, ataukah dipanggil 'Fulan bin fulan celaka'?" Hasan menjawab "maaf, mengenai masalah itu aku tidak tahu pasti" sambil menahan malu.
Akhirnya ulama'-ulama' tersebut pulang dari rumah Rabi'ah dengan tangan hampa dan penuh penyesalan, tidak ada satu orangpun yang mendapatkan hati Rabi'ah sang Sufi agung dengan CINTA ILAHIYAH-nya. Kecintaan Rabi'ah terhadap Allah mengalahkan segalanya yang ada didunia. Dari sekian banyak tokoh sufi yang ada hanya Rabi'ah Al-Adawiyahlah yang hingga saat ini tidak ditemukan karyanya tentang konsep Mahabbah sufi yang dianutnya padahal banyak sekali karya-karya setelah dia yang menulis konsep pemikiran Mahabbah Rabi'ah Al-Adawiyah
SYAIR SYAIR ROBIAH AL ADAWIYAH
1
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup
Tuhanku, demikian malampun berlalu
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku Kau Terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau Tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mua
Inilah yang akan selalu ku lakukan
Selama Kau Beri aku kehidupan
Demi kemanusiaan-Mu,
Andai Kau Usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu
2
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku
3
Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku
4
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
Kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa denganMu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakana
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki
5
Aku mencintaiMu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingatMu
Cinta karena diriMu, adalah keadaanMu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
BagiMu pujian untuk semua itu
6
Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadiratMu
Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau
7
Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
Ketika Kekasih bersamaku
CintaNya padaku tak pernah terbagi
Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku
Kapan dapat kurenungi keindahanNya
Dia akan menjadi mihrabku
Dan rahasiaNya menjadi kiblatku
Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini
O, penawar jiwaku
Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu
Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu
O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah
Jiwaku, Kaulah sumber hidupku
Dan dariMu jua birahiku berasal
Dari semua benda fana di dunia ini
Dariku telah tercerah
Hasratku adalah bersatu denganMu
Melabuhkan rindu
8
Sendiri daku bersama Cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan penglihatan batin
Melimpahkan karunia atas doaku
Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu
Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajahNya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajahNya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”
9
Rasa riangku, rinduku, lindunganku,
Teman, penolong dan tujuanku,
Kaulah karibku, dan rindu padaMu
Meneguhkan daku
Apa bukan padaMu aku ini merindu
O, nyawa dan sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak karunia Kau berikan
Telah banyak..
Namun tak ku butuh pahala
Pemberian ataupun pertolongan
CintaMu semata meliput
Rindu dan bahagiaku
Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga
Adapun di sisiMu aku telah tiada
Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau
Kau adalah rasa riangku
Kau tegak dalam diriku
Jika akku telah memenuhiMu
O, rindu hatiku, aku pun bahagia
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup
Tuhanku, demikian malampun berlalu
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku Kau Terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau Tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mua
Inilah yang akan selalu ku lakukan
Selama Kau Beri aku kehidupan
Demi kemanusiaan-Mu,
Andai Kau Usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu
2
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku
3
Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku
4
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
Kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa denganMu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakana
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki
5
Aku mencintaiMu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingatMu
Cinta karena diriMu, adalah keadaanMu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
BagiMu pujian untuk semua itu
6
Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadiratMu
Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau
7
Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
Ketika Kekasih bersamaku
CintaNya padaku tak pernah terbagi
Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku
Kapan dapat kurenungi keindahanNya
Dia akan menjadi mihrabku
Dan rahasiaNya menjadi kiblatku
Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini
O, penawar jiwaku
Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu
Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu
O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah
Jiwaku, Kaulah sumber hidupku
Dan dariMu jua birahiku berasal
Dari semua benda fana di dunia ini
Dariku telah tercerah
Hasratku adalah bersatu denganMu
Melabuhkan rindu
8
Sendiri daku bersama Cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan penglihatan batin
Melimpahkan karunia atas doaku
Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu
Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajahNya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajahNya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”
9
Rasa riangku, rinduku, lindunganku,
Teman, penolong dan tujuanku,
Kaulah karibku, dan rindu padaMu
Meneguhkan daku
Apa bukan padaMu aku ini merindu
O, nyawa dan sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak karunia Kau berikan
Telah banyak..
Namun tak ku butuh pahala
Pemberian ataupun pertolongan
CintaMu semata meliput
Rindu dan bahagiaku
Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga
Adapun di sisiMu aku telah tiada
Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau
Kau adalah rasa riangku
Kau tegak dalam diriku
Jika akku telah memenuhiMu
O, rindu hatiku, aku pun bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar